Stunting menjadi perhatian karena dampak negatifnya bagi perkembangan anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami penyebab keterlambatan perkembangan. Masalah gizi kronis ini erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gangguan tersebut seringkali berkaitan dengan pola makan anak atau kesalahan dalam pemberian makanan padat. Selain itu, karena.
Beberapa penyebab stunting yang terjadi selama masa kehamilan
Keterlambatan perkembangan pada anak biasanya dimulai saat anak bertubuh pendek atau di bawah standar, yang dimulai saat anak berusia 2 tahun. Selain perawakan pendek, stunting juga ditandai dengan fisik yang kurus. Namun, tidak semua anak pendek dan kurus terkena kondisi tersebut. Pasalnya, ada beberapa masalah lain yang dialami anak-anak yang mengalaminya. Seperti penurunan tingkat kecerdasan, sering mengalami kesulitan belajar, mengalami kesulitan atau hambatan bahasa. Stunting memang akibat dari asupan gizi yang sangat tidak memadai pada anak. Namun kenyataannya, keterlambatan perkembangan ini juga bisa terjadi saat bayi masih dalam kandungan.
Padahal, bayi yang lahir dari ibu hamil yang kondisi kesehatannya kurang baik bisa mengalami gangguan perkembangan pada bayi.
Penjelasan ini dikemukakan oleh Dr. Ivander Utama, F.MAS, SpOG. Kegagalan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi selama kehamilan pada akhirnya bisa berkelanjutan, ujarnya. Artinya, sejak bayi lahir hingga memasuki masa kanak-kanak. Jadi, stunting itu sendiri terjadi di dalam rahim. Oleh karena itu, kita perlu memahami faktor penyebab keterlambatan perkembangan saat bayi masih dalam kandungan. Sampai bisa dicegah lebih awal," ujar Dr Evander dalam video yang dibagikan di akun YouTube miliknya.
beberapa alasan perlu diketahui
Singkatnya, inilah yang perlu Anda ketahui tentang penyebab pertumbuhan terhambat selama kehamilan:
Menderita Penyakit Anemia
Dr. Ivander menjelaskan bahwa kurang lebih 50% ibu di Indonesia mengalami anemia saat hamil. Anemia yang terjadi biasanya disebabkan oleh kekurangan zat besi.
“Biasanya kondisi ini karena kekurangan zat besi, seperti thalassemia atau pembentukan sel darah merah yang tidak normal. Apalagi anemia ini bisa disebabkan oleh penyebab lain. Jika tidak ditangani, bisa mempengaruhi pertumbuhan bayi,” kata dokter di RSIA Bunda ini. Magang Jakarta.
“Biasanya kondisi ini karena kekurangan zat besi, seperti thalassemia atau pembentukan sel darah merah yang tidak normal. Apalagi anemia ini bisa disebabkan oleh penyebab lain. Jika tidak ditangani, bisa mempengaruhi pertumbuhan bayi,” kata dokter di RSIA Bunda ini. Magang Jakarta.
Anemia yang terjadi selama kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan. Misalnya dalam pembentukan atau pematangan organ janin.
Jika dibiarkan, seperti yang dijelaskan Dr. Ivander, kondisi ini tentu saja dapat menimbulkan masalah tumbuh kembang seperti.
Kurangnya Asupan Nutrisi Selama Kehamilan
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sangat tergantung pada pasokan nutrisi selama kehamilan. Dari trimester pertama hingga trimester terakhir.
Apalagi jika mengingat bahwa perkembangan sel otak dan pembentukan saraf kranial yang dimulai pada awal kehamilan sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang disalurkan ibu ke janin.
Sayangnya, hal ini sering diabaikan. Oleh karena itu, Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan bahwa asupan makanan bergizi ibu hamil masih kurang. Data menunjukkan 1 dari 5 ibu hamil dinyatakan kurang gizi dan 7 dari 10 ibu hamil dinyatakan kurang kalori dan protein. Kondisi ini merupakan penyebab keterlambatan perkembangan yang perlu ditangani. Moms perlu memperhatikan asupan nutrisi yang tepat selama masa kehamilan agar tumbuh kembang bayi bisa optimal.
“Jadi bukan hanya bayinya saja yang harus lahir dengan selamat kan. Bukan hanya tidak apa-apa bayinya lebih kecil, itu hanya kelahiran normal. Tapi bagaimana kita memberi bayi nutrisi yang tepat. Jadi bayinya tumbuh sehat di dalam kandungan hingga lahir dan tumbuh besar,” kata Dr. Evander.
Faktor Kesehatan Ibu Secara Keseluruhan
Situs Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa keterlambatan perkembangan yang mungkin terjadi selama kehamilan disebabkan oleh kesehatan ibu secara keseluruhan. Seperti infeksi pada ibu hamil, gangguan jiwa saat hamil, hamil remaja, dll. Tidak hanya itu, kesulitan mengakses layanan medis selama kehamilan juga menjadi faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Pencegahan Yang Dapat Dilakukan
Karena faktor penyebab keterlambatan perkembangan bisa dimulai saat hamil, ibu juga bisa mengambil langkah-langkah untuk mencegah keterlambatan perkembangan saat bayinya masih dalam kandungan. Beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mencegah keterlambatan perkembangan meliputi:
Konsumsilah makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan.
Hindari asap rokok dan cobalah untuk tidak merokok selama kehamilan.
Dapatkan tes kehamilan secara teratur.
Jalani gaya hidup sehat selama kehamilan.
Menjamin lingkungan hidup yang sehat dengan akses sanitasi dan air bersih.
Memenuhi Kebutuhan Gizi Selama Hamil
Untuk mencegah pertumbuhan terhambat pada anak, Anda perlu memenuhi kebutuhan nutrisi setelah hamil.
Mengawali Mayo Clinic, berikut kebutuhan nutrisi penting selama hamil.
Asam folat atau asam folat hingga 400 – 1000 mikrogram (mcg).
Kalsium hingga 1200 mg per hari.
Vitamin D hingga 15 mikrogram per hari.
Protein sebanyak 61-90 gram per hari.
Zat besi hingga 9-18 mg per hari.
Selain mengonsumsi makanan sehat selama hamil, Anda juga perlu banyak minum air putih agar tubuh tidak dehidrasi.
Selain itu, air putih juga dapat memperlancar peredaran darah dan menjaga volume cairan ketuban di dalam rahim.
Konsumsi suplemen prenatal
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil melalui makanan bergizi, ibu hamil juga perlu mengonsumsi produk perawatan kesehatan ibu hamil sesuai anjuran dokter.
Beberapa zat dalam suplemen yang penting untuk mencegah keterlambatan pertumbuhan pada ibu hamil adalah suplemen asam folat, kalsium, dan zat besi.
Asam folat penting untuk pembentukan otak dan sistem saraf bayi, sedangkan zat besi berguna untuk mencegah anemia (iskemia) saat hamil.
Selain itu, suplementasi kalsium juga penting untuk pembentukan tulang janin, dan kebutuhan zat ini sangat tinggi sehingga makanan saja mungkin tidak dapat memenuhinya.
Hindari Penyakit Infeksi
Menghindari penyakit menular adalah aspek penting lainnya untuk mencegah keterlambatan pertumbuhan pada anak-anak setelah kehamilan.
Hal ini dikarenakan beberapa penyakit infeksi pada ibu hamil dapat mempengaruhi janin dalam kandungan.
Menurut National Health Service, ada beberapa infeksi virus dan bakteri yang perlu diwaspadai, seperti toxoplasma gondii, herpes, hepatitis B dan C, rubella, dan Zika.
Oleh karena itu, untuk mencegah keterlambatan perkembangan pada ibu hamil, Anda bisa mencoba menghindari infeksi virus tersebut dengan cara-cara berikut ini.
Cuci tangan Anda secara menyeluruh dengan sabun dan air sebelum makan, setelah berkebun, dan setelah membersihkan kotoran hewan.
Masak daging, ayam, ikan, dan sayuran hingga matang sepenuhnya.
Hindari makanan mentah atau kurang matang seperti sate dan lalapan.
Hindari susu mentah selama kehamilan.
Dapatkan vaksinasi sebelum kehamilan untuk melindungi tubuh Anda dari infeksi virus yang berbahaya.
Hindari bepergian ke daerah rawan penyakit menular.
Berhenti merokok dan minum Alkohol
Salah satu cara terbaik untuk mencegah stunting pada anak adalah berhenti merokok, minum, dan penggunaan narkoba sebelum atau setidaknya sejak masa kehamilan.
Tidak ada jumlah alkohol yang aman untuk diminum atau merokok untuk diminum selama kehamilan. Keduanya dapat merusak kesehatan bayi Anda.
Karena itu, Anda perlu menghentikan kebiasaan ini sepenuhnya.
Berhenti merokok juga termasuk vaping dan menghindari asap rokok.
Istirahat yang cukup
Hal berikutnya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah stunting pada kehamilan adalah istirahat yang cukup, yang penting bagi Anda.
Mulai Pusat Kesehatan Birmingham Tidur tujuh hingga sembilan jam penting untuk menunjang kesehatan ibu dan janin.
Posisi tidur yang dianjurkan saat hamil adalah menyamping ke kiri.
Hal ini berguna untuk menjaga sirkulasi darah.
Lakukan upaya untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik selama masa kehamilan, seperti menghindari stres dan bersantai sebelum tidur.
Rutin beraktivitas fisik
Istirahat yang cukup bukan berarti Anda berbaring sepanjang hari. Sebaliknya, Anda perlu melanjutkan aktivitas fisik untuk mencegah keterlambatan pertumbuhan pada ibu hamil. Lakukan aktivitas fisik ringan sesuai kemampuan dan petunjuk dokter. Anda bisa berjalan, melakukan senam, yoga, Pilates, dan lainnya.
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi darah dan cairan tubuh sehingga mencegah rasa tidak nyaman seperti kaki bengkak saat hamil.
Selain itu, jika peredaran darah lancar, aliran nutrisi ke rahim akan lebih baik, dan janin dapat berkembang dengan sehat.
Rutin memeriksakan kehamilan
Seperti disebutkan sebelumnya, keterlambatan perkembangan yang sudah terjadi tidak dapat dikembalikan.
Oleh karena itu, Anda perlu mencegah anak mengalami stunting setelah hamil.
Untuk memprediksi risiko kekurangan nutrisi selama kehamilan (penyebab utama keterlambatan perkembangan), Anda perlu rutin memeriksakan diri ke dokter mengenai status kehamilan Anda.
Dokter akan melakukan ultrasonografi rahim, menghitung detak jantung janin, tekanan darah, berat badan dan pemeriksaan lainnya.
Tujuannya agar janin berkembang normal sesuai usia kehamilan dan suplemen apa yang mungkin diperlukan.
Jika dokter mencurigai Anda mengalami infeksi kehamilan, ia mungkin merekomendasikan tes darah selama kehamilan.
Asupan asam folat sejak merencanakan kehamilan
Perlu Anda ketahui bahwa keterlambatan perkembangan dapat dicegah bahkan dimulai dari ibu yang berencana untuk hamil.
Anda harus merencanakan untuk hamil ketika Anda sehat dan bebas penyakit.
Selain itu, untuk menunjang kecukupan nutrisi tubuh, sebaiknya Anda mulai mengonsumsi asam folat saat merencanakan kehamilan.
Sumber asam folat dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan dan buah jeruk seperti lemon dan jeruk. Anda juga dapat mengonsumsi suplemen asam folat jika diperlukan.
Mengapa perlu mencegah stunting sejak kehamilan?
Stunting dimulai sejak janin masih dalam kandungan karena ibu kurang mengonsumsi makanan bergizi saat hamil.
Akibatnya, anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup di dalam kandungan. Malnutrisi menghambat pertumbuhan bayi dan berlanjut setelah lahir.
Tanda-tanda keterlambatan perkembangan biasanya tidak muncul sampai anak lahir dan berusia dua tahun.
Selain kurangnya asupan nutrisi dalam kandungan, anak di bawah usia 2 tahun juga bisa mengalami keterlambatan tumbuh kembang akibat kurangnya asupan nutrisi.
Sayangnya, efek stunting tidak dapat dipulihkan setelah terjadi.
Oleh karena itu penting untuk berupaya mencegah stunting pada anak setelah ibu hamil.